Rabu, 21 Oktober 2015

SHMILY



Saya mendengar kisah ini ketika menjalani konseling pranikah. Pendeta
bercerita tentang sepasang suami istri yang awet menikah. Rahasia
mereka sederhana. Setiap hari mereka masing-masing menuliskan SHMILY
di tempat-tempat tertentu di sekitar mereka-di secarik kertas yang
disisipkan di wadah gula, di kaca cermin, di gundukan pasir kebun,
atau di lipatan kemeja bekal perjalanan ke luar kota. Malamnya sang
suami akan bercerita (atau menelepon dari luar kota) bagaimana ia
menemukan tulisan tersembunyi istrinya, dan sang istri bercerita
sebaliknya. Kebiasaan itu memupuk kemesraan mereka hari demi hari.
Apa arti SHMILY? See how much I love you-lihatlah, betapa aku
mencintaimu!
Salomo menulis kidung panjang tentang sepasang kekasih yang bernaung
di bawah panji cinta. Dalam cuplikan yang kita baca, si gadis merasa
dirinya seperti bunga mawar dan bunga bakung, jenis bunga yang mudah
ditemukan di Israel. Ia mungkin menganggap dirinya gadis yang
biasa-biasa saja. Namun, kekasihnya berpandangan lain. Di matanya
yang penuh cinta, gadis itu “seperti bunga bakung di antara
duri-duri”-sosok yang istimewa, menyita perhatian, dan layak dipuji.
Bahasa cinta, yang dilandasi dengan penghargaan terhadap pasangan
yang kita cintai, memang vital untuk membina kemesraan pernikahan. Di
sebuah situs internet ada nasihat jitu mengenai hal ini. Bunyinya,
“Jangan mengatakan ‘Aku cinta padamu’ kalau kau tidak
bersungguh-sungguh. Namun, kalau kau bersungguh-sungguh, ucapkanlah
hal itu sesering mungkin. Orang mudah lupa” -ARS
UNGKAPKAN CINTA ANDA KEPADA PASANGAN SESERING MUNGKIN
— MELALUI SIKAP, UCAPAN, DAN TINDAKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar